Minggu, 28 Februari 2016

BUDAYA ADAT BATIK SRAGEN



BUDAYA BATIK SRAGEN
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, mendekati perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kearifan lokal dalam dimensi keterampilan yang terdapat di kabupaten Sragen yaitu seperti:
1.   Bercocok tanam
Bercocok tanam, pertanian. Sektor pertanian cukup dominan bagi perekonomian Kabupaten Sragen. Sumbangannya terhadap PDRB daerah itu mencapai 41,09 persen.
Beberapa produk pertanian, yaitu padi, kacang tanah, dan mangga,semangka berperan cukup signifikan bagi produksi komoditi tersebut di tingkat Jawa Tengah. Bahkan jumlah produksi mangga Kabupaten Sragen merupakan yang terbesar di Jawa Tengah. 
Untuk tanaman bahan pangan, komoditi andalannya adalah padi, ubi kayu, dan jagung. Sedangkan kacang tanah, meskipun merupakan andalan daerah ini di tingkat propinsi, namun jumlah produksinya bukan tiga besar. Produksi tiga jenis bahan pangan ini relatif merata di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen. Namun terdapat kecamatan dengan produksi masing-masing bahan pangan terbesar, yaitu Kecamatan Sidoharjo sebagai kecataman yang terbesar memproduksi padi, Kecamatan Mondokan adalah produsen terbesar ubi kayu, dan Kecamatan Sumberlawang sebagai produsen terbesar jagung di Kabupaten Sragen. 
Untuk sayur-sayuran, komoditi andalannya adalah cabe, kacang panjang, dan terong. Namun produksinya tidak termasuk signifikan di tingkat Jawa Tengah. 
Salah satu andalan daerah ini di tingkat provinsi adalah komoditi buah-buahan terutama mangga. Produksi mangga juga merupakan yang terbesar dibanding komoditi buah-buahan lainnya di Kabupaten ini. Komoditi andalan lainnya adalah pisang, semangka dan melon. Kecamatan andalan untuk produksi mangga adalah Sumberlawang, andalan untuk produksi pisang adalah Sidoharjo, produksi semangka adalah Masaran dan andalan untuk produksi melon adalah Sambung Macan. 
Pada subsektor perkebunan, komoditi andalan daerah ini adalah tebu. Produksinya mencapai 387 ribu ton. Kecamatan andalan tanaman tebu adalah Jenar dengan produksi 144 ribu ton, Tangen dengan produksi 62 ribu ton, dan Gesi 53 ribu ton. Ketiga kecamatan ini cocok dijadikan sebagai klaster perkebunan tebu. 
Hasil dari pertanian ini dijual ke sentral pasar tradisional, toko-toko di Sragen. Dan ada yang dikirim ke luar kota. 
2.   Membatik
Selain pertanian, sektor andalan lainnya adalah sektor industri pengolahan. Mayoritas industri di daerah ini berskala kecil. Namun demikian, dilihat dari nilai produksi, industri besar mengumpulkan nilai produksi yang lebih besar.Industri batik di Sragen merupakan warisan leluhur yang sudah berusia kurang lebih 100 tahun. 
Bicara tentang batik Sragen tak bisa dipisahkan dari Keraton Surakarta (Solo) yang merupakan pelopor pembuatan batik. Penduduk Kabupaten Sragen yang wilayahnya berdekatan dengan Keraton Surakarta (Solo), hanya dibatasi Sungai Bengawan Solo ternyata banyak belajar dari seniman batik Solo. Berkat ketekunan dan keuletannya, penduduk Sragen hingga sekarang berhasil mengembangkan batik dengan ciri tersendiri. Kabupaten Sragen hingga kini memiliki sebanyak 4.542 unit usaha batik tulis dengan jumlah perajin batik 12.353 orang yang tersebar di sentra-sentra industri batik di Kecamatan Plupuh, Masaran, dan Kalijambe. Khusus untuk Kecamatan Masaran ada 2.567 unit usaha batik yang mampu menyerap tenaga kerja 7.233 orang. 
Perajin batik Sragen setiap bulan mampu memproduksi sebanyak 1.201.500 potong bahan batik untuk konsumsi pasar domestik seperti Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, sedangkan pasar ekspor kini belum digarap optimal. Para perajin batik Sragen hingga sekarang memang masih terpaku manggarap pasar domestik, sedangkan pasar ekspor belum tersentuh sama sekali. Pembatik di Sragen memang mayoritas hanya mengkhususkan diri membuat bahan batik yang disetorkan ke beberapa toko batik terkenal untuk dijadikan pakaian batik. Namun ada juga yang membuat pakaian batik. Mutu batik Sragen tak kalah dari daerah lain.

Produksi batik yang dibuat kalangan pembatik di Sragen antara lain batik cap, batik tulis, batik printing, dan cabut batik (kombinasi batik tulis dan batik cetak). Kabupaten Sragen sejak dulu sudah dikenal sebagai daerah penghasil batik dengan ciri khas yang berbeda dari batik-batik di daerah lain sehingga produksi batik Sragen sangat diminati kalangan konsumen.
Hanya saja, selama ini para perajin memang memilih memasok ke pasaran di Solo karena kebetulan ada Pasar Klewer. Karena itu terkenalnya batik Solo padahal itu produksi dari perajin di Sragen. Di Solo sendiri memang banyak terdapat pabrikan batik. Tetapi kebanyakan batik printing, sedangkan perajin batik tulis kini sudah semakin jarang. Di samping kalah bersaing, pasaran juga lebih banyak dikuasai batik pabrikan. Masyarakat sendiri hanya mengenal batik. Tidak begitu memperhatikan batik tulis atau batik printing.
3.   Mengayam
Petani di Kabupaten Sragen ada yang memproduksi tanaman khusus yang dibuat untuk mengayam tikar. Tanaman ini di Sragen disebut mendong. Masyarakat memanfaatkan tanaman ini untuk dibuat tikar dengan berbagai ukuran, ada yang kecil ada pula yang besar. Tanaman yang sudah tua di panen, warnnanya natural krem. Setelah itu tanaman medong yang sudah dipanen di warnai dengan berbagai macam warna. Ada warna merah, hijau, kuning.  Kemudian dikeringkan, setelah dikeringkan mulailah dibuat tikar dengan keterampilan mengayam. Hasil dari produksi mengayam ini, masyarakat menjualnya ke pasar, atau keliling ke daerah-daerah tertentu di Sragen. Tikar yang terbuat tanaman mendong ini nyaman untuk di pakai.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar